Selasa, 26 Oktober 2010

HIPMI: Atasi Kemacetan Agar Investasi Jadi Riil

HIPMI: Atasi Kemacetan Agar Investasi Jadi Riil
Antara
Antara - Rabu, 27 Oktober
[HIPMI: Atasi Kemacetan Agar Investasi Jadi Riil] HIPMI: Atasi Kemacetan Agar Investasi Jadi Riil

Jakarta (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) meminta Pemerintah Propinsi DKI Jakarta serius mengatasi masalah kemacetan dan banjir, sehingga dapat mendorong pergerakan investasi ke sektor riil.

"Kami mengharapkan Pemprop DKI Jakarta segera berbenah mengatasi sumbatan perekonomian ini," kata Pengurus Pusat HIPMI, Iqbal Farabi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Menurut Iqbal, kemacetan dan banjir bukan saja menjadi sumbatan bagi perkembangan perekonomian tetapi juga sangat merugikan perekonomian.

Kemacetan dan banjir akan memberikan dampak lanjutan yang merugikan masyarakat jika tidak segera diatasi.

HIPMI memperkirakan, dampak banjir dan kemacetan seperti yang terjadi pada Senin malam (25/10) jika terjadi selama lima hingga tujuh hari akan menyebabkan kerugian dunia usaha sekitar Rp2 triliun hingga Rp3 triliun.

Selain itu diperkirakan sekitar 20 hingga 25 persen infrastruktur di Jakarta akan rusak akibat banjir.

Menurut Iqbal, potensi kerugian berasal dari beberapa hal yaitu bertambahnya biaya produksi hingga mencapai sekitar 20 persen terutama terkait dengan biaya distribusi barang sehingga harga jual produk pun akan meningkat.

Kemudian pengusaha yang tidak bisa menaikkan harga jual produk akan mengurangi kapasitas produksi sehingga akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Lebih lanjut hal itu akan meningkatkan pengangguran dan kemiskinan di Indonesia dan di Jakarta khususnya.

Iqbal memperkirakan, porsi perekonomian di DKI Jakarta mencapai sekitar 40 hingga 50 persen dari total perekonomian nasional. Karena itu jika perekonomian di Jakarta terganggu maka dampaknya terhadap perekonomian nasional juga akan besar.

Ketua Umum HIPMI Erwin Aksa juga meminta Pemprov DKI Jakarta segera menjebol sumbatan perkembangan perekonomian khususnya masalah banjir dan kemacetan sehingga minat investor untuk investasi tidak kendor.

Menurut Erwin, Jakarta yang juga menjadi pusat perekonomian nasional harus dibenahi sekarang juga.

"Semua pihak harus bersatu padu dalam melaksanakannya, tidak ada ego sektoral dan ego daerah, semua harus terlibat," kata Erwin dalam siaran pers itu.

artikel ini saya ambil lewat yahoo indonesia news

Tidak ada komentar:

Posting Komentar